Banyuwangi – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus berinovasi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pemanfaatan brandgang, yaitu lahan sempit di antara bangunan dan tembok lapas, yang disulap menjadi area pertanian produktif. Dengan kreativitas dan kerja keras, Lapas Banyuwangi berhasil membudidayakan kacang panjang dan tomat di lahan terbatas tersebut.
“Mulai dari penanaman bibit, penyiraman, perawatan, hingga pemupukan dilakukan langsung oleh warga binaan dengan pendampingan petugas,” ujar Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa.
Upaya ini membuahkan hasil pada panen perdana, Senin (22/9), dengan hasil 5 kilogram kacang panjang dan 5 kilogram tomat. “Hasil panen dimanfaatkan untuk konsumsi internal guna mendukung ketahanan pangan di lapas. Ini juga bukti bahwa lahan sempit dapat memberikan kontribusi nyata,” tambahnya.
Selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pembinaan warga binaan. Mereka tidak hanya mengisi waktu dengan aktivitas positif, tetapi juga mendapat keterampilan pertanian yang bermanfaat setelah bebas nanti.
“Bekal ini diharapkan membantu mereka lebih mudah berintegrasi kembali dengan masyarakat, bahkan membuka peluang usaha mandiri di bidang pertanian, sehingga dapat menekan angka residivisme,” jelas Wayan.
Ke depan, Lapas Banyuwangi akan menambah varietas tanaman lain untuk dikembangkan. Langkah ini menunjukkan komitmen Lapas Banyuwangi tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membina warga binaan agar produktif, mandiri, dan mampu berkontribusi bagi bangsa.
(Red)