GaneshaBWI – Kopi tidak lagi sekadar minuman pelepas kantuk. Di tengah gaya hidup modern, kopi telah menjelma menjadi bagian dari identitas generasi muda. Nongkrong sambil menyeruput kopi bukan hanya soal menikmati rasa, melainkan juga tentang interaksi sosial, kreativitas, dan gaya hidup. Dari warung pinggir jalan hingga kafe mewah, kopi selalu punya ruang tersendiri di hati masyarakat. Fenomena inilah yang ditangkap oleh sekelompok mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) untuk menghadirkan inovasi baru melalui Seger Waras Street Bar, sebuah konsep kedai kopi semi-portabel berbasis gerobak yang fleksibel, terjangkau, dan dekat dengan masyarakat.
Inovasi dari Mahasiswa untuk Banyuwangi
Seger Waras merupakan hasil karya tiga mahasiswa Jurusan Pertanian Poliwangi: Mohamad Miftahussifa Zakki A, Naufal Rizal Ilmi, dan Ferdi Fernando Putra. Melalui program pendampingan kewirausahaan yang didampingi oleh dosen Novilia Kareja, S.E., M.A., mereka berkolaborasi menciptakan usaha kopi jalanan dengan konsep berbeda dari kedai konvensional.
Jika kafe umumnya membutuhkan modal besar untuk sewa tempat dan interior, Seger Waras justru hadir dengan desain gerobak semi-portabel yang bisa berpindah tempat. Dengan begitu, mereka mampu hadir di titik-titik strategis seperti taman kota, alun-alun, kawasan wisata, maupun sekitar kampus.
βSeger Waras tidak hanya soal minum kopi, tapi menghadirkan suasana segar dan sehat. Filosofi Jawa ini menjadi dasar identitas usaha kami,β ungkap Ferdi Fernando Putra.
Kopi Lokal sebagai Identitas
Banyuwangi adalah daerah dengan potensi kopi yang besar. Dari lereng Gunung Ijen, dihasilkan kopi arabika dan robusta dengan cita rasa khas yang sudah dikenal luas, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Potensi ini yang dimanfaatkan Seger Waras.
Bahan baku biji kopi didapatkan langsung dari petani lokal, sehingga tidak hanya menjamin kualitas rasa tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, gula kelapa diperoleh dari home industri di daerah Kabat, sedangkan susu segar dipasok dari pemasok lokal.
Menu yang ditawarkan pun variatif, mulai dari kopi tubruk tradisional, kopi susu gula kelapa, hingga varian minuman sehat lainnya. Dengan harga terjangkau, Seger Waras menyasar mahasiswa, pelajar, komunitas kreatif, hingga wisatawan.
Strategi Pemasaran Kreatif
Dalam dunia bisnis, rasa kopi yang nikmat saja tidak cukup. Promosi dan kedekatan dengan konsumen menjadi kunci. Seger Waras menerapkan strategi pemasaran kekinian, yaitu memanfaatkan media sosial sebagai saluran utama. Mereka aktif membuat konten visual menarik, membuka layanan pre-order via WhatsApp dan Instagram, hingga menghadirkan program loyalitas berupa diskon pelanggan tetap.
Selain itu, tim juga rutin melakukan evaluasi harian. Dari mencatat penjualan, mengukur stok bahan, hingga menerima masukan dari konsumen. Semua langkah ini membuat Seger Waras tidak hanya menjual kopi, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan pelanggan.
Dengan modal awal Rp1,85 juta, Seger Waras menargetkan penjualan 200β300 cup per bulan, dengan estimasi laba bersih sekitar Rp1 juta. Menariknya, perhitungan usaha menunjukkan modal bisa kembali hanya dalam 1β2 bulan. Ini membuktikan bahwa usaha mikro berbasis kreativitas dan strategi yang tepat tetap bisa menghasilkan profit signifikan.
Lebih dari Sekadar Bisnis
Seger Waras tidak berhenti pada aspek ekonomi. Ada misi sosial yang diusung oleh tim mahasiswa ini. Pertama, mereka membantu petani kopi lokal memperluas pangsa pasar. Kedua, mereka turut menggerakkan roda ekonomi daerah melalui keterlibatan UMKM, baik penyedia gula kelapa maupun pemasok susu segar. Ketiga, usaha ini menjadi wadah pembelajaran wirausaha nyata bagi mahasiswa yang selama ini hanya mengenal teori di ruang kelas.
βDengan Seger Waras, kami belajar bagaimana menghadapi konsumen secara langsung, mengatur keuangan, dan membagi peran dalam tim. Ini pengalaman berharga yang tidak kami dapatkan hanya lewat kuliah,β ujar Miftahussifa Zakki, ketua tim pelaksana.
Selain itu, Seger Waras juga berkomitmen pada pelayanan pelanggan. Mereka menetapkan SOP pelayanan, melatih tim untuk komunikasi ramah, hingga membuka layanan pesan cepat untuk mengurangi antrean. Semua ini menjadi bukti bahwa meski sederhana, usaha mikro bisa dikelola dengan profesional.
Harapan dan Rencana ke Depan
Keberhasilan Seger Waras di tahap awal mendorong tim untuk berpikir lebih jauh. Mereka berencana memperluas lokasi street bar ke titik strategis lain, menambah variasi menu minuman, serta menjalin kolaborasi dengan UMKM dan komunitas kreatif di Banyuwangi.
Lebih dari itu, Seger Waras diharapkan menjadi model usaha mikro yang bisa direplikasi oleh mahasiswa lain. Dengan semangat inovasi, keberanian mengambil risiko, dan pemanfaatan potensi lokal, Seger Waras bisa menjadi inspirasi bagi wirausahawan muda lainnya.
Program ini juga sejalan dengan visi Poliwangi dalam mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja. Dalam jangka panjang, usaha seperti Seger Waras berpotensi berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Seger Waras Street Bar membuktikan bahwa kreativitas, keberanian, dan kolaborasi bisa melahirkan inovasi yang nyata. Di tangan mahasiswa Poliwangi, kopi lokal tidak hanya hadir dalam cangkir, tetapi juga menjadi simbol pemberdayaan, semangat kewirausahaan, dan identitas Banyuwangi.
Dengan gerobak semi-portabelnya, Seger Waras menghadirkan kopi ke ruang-ruang publik, menyapa mahasiswa, pelajar, wisatawan, hingga komunitas kreatif. Ia tidak hanya menyegarkan fisik dengan racikan kopi, tetapi juga memberi inspirasi segar bagi generasi muda untuk berani berkarya.
(Red)