Banyuwangi – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan pentingnya kualitas dan higienitas makanan dalam program Makan Bergizi (MBG) saat meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kecamatan Giri, Senin (27/10/2025). Langkah ini menyusul adanya dua kasus keracunan yang diduga terkait konsumsi MBG di dua sekolah berbeda dalam sepekan terakhir.
Ipuk meminta seluruh pengelola SPPG menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara maksimal untuk mencegah kejadian serupa. Ia menekankan bahwa menu MBG harus higienis, berkualitas, dan bervariasi agar anak-anak dapat menikmati makanan dengan aman.
“Dengan SOP dijalankan dengan benar, kejadian ini bisa dihindari. Anak-anak bisa menikmati menu-menu yang diberikan tanpa ada lagi isu terkait makanan sisa atau kasus keracunan,” ujarnya.
Pemkab Banyuwangi juga mendorong semua SPPG memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan. Selain itu, Bupati meminta pengelolaan sanitasi dapur MBG dilakukan secara baik, dengan koordinasi Dinas Lingkungan Hidup terkait pengelolaan limbah.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menyampaikan bahwa dua SPPG yang terkait kasus keracunan telah dihentikan sementara hingga seluruh prosedur dan fasilitas memenuhi standar. Dari 38 SPPG yang beroperasi, 12 sudah siap diterbitkan SLHS, sementara sisanya masih dalam proses perbaikan sarana dan pelatihan penjamah pangan.
Proses sertifikasi SLHS mencakup tiga aspek penting: pelatihan dan uji kompetensi penjamah pangan, inspeksi sanitasi dan kesehatan lingkungan, serta uji sampel makanan dan pemeriksaan kesehatan. Hal ini bertujuan memastikan tidak ada kontaminasi dalam proses penyediaan MBG.
Program MBG merupakan prioritas pemerintah untuk mendukung pemenuhan gizi anak-anak dan siswa. Bupati Ipuk berharap semua SPPG menjalankan program secara optimal sehingga membawa manfaat nyata bagi generasi muda Banyuwangi.
(Red)
 
			















