Banyuwangi β Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menggandeng Yayasan Gendhog Nemu Sariro (GENNESA) dalam program rehabilitasi sosial bagi warga binaan yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba, Kamis (6/2).
Program ini bertujuan membantu warga binaan terbebas dari ketergantungan narkoba serta mempersiapkan mereka agar dapat kembali menjalankan fungsi sosialnya di masyarakat.
Rehabilitasi sosial ini difokuskan pada perubahan perilaku melalui pendekatan psikologis, edukasi, dan pendampingan intensif. Yayasan GENNESA memberikan pelatihan dan motivasi kepada peserta agar memahami bahaya narkoba serta pentingnya hidup sehat tanpa ketergantungan zat adiktif.
Ketua Yayasan GENNESA, Tutik Handayani, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk pemulihan fisik, tetapi juga mental dan spiritual, agar warga binaan bisa menjadi individu yang lebih baik dan produktif.
“Kami ingin mereka tidak hanya berhenti menggunakan narkoba, tetapi juga memiliki pola pikir yang lebih positif dan keterampilan hidup yang bermanfaat setelah bebas nanti,” ujarnya.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, mengapresiasi inisiatif ini dan menekankan pentingnya rehabilitasi sosial dalam mengurangi angka residivis.
“Kami berharap program ini bisa memberikan dampak nyata dalam kehidupan mereka setelah bebas. Dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, perubahan positif pasti bisa terjadi,” tuturnya.
Kolaborasi antara Lapas Banyuwangi dan Yayasan GENNESA ini diharapkan mampu memberikan solusi nyata dalam menangani penyalahgunaan narkoba di lingkungan pemasyarakatan, sekaligus membantu warga binaan kembali menjadi bagian yang produktif di masyarakat.
(Red)