Banyuwangi – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali menjalin kerja sama dengan Yayasan Gendhog Nemu Sariro (Gennesa) untuk melanjutkan program rehabilitasi sosial bagi warga binaan, khususnya yang terlibat dalam kasus narkoba.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, dan Ketua Yayasan Gennesa, Tutik Handayani, pada Rabu (19/2/2025).
Menurut Mukaffi, kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat pembinaan dan pemulihan warga binaan, sehingga mereka bisa kembali ke masyarakat dengan lebih siap dan produktif.
“Program rehabilitasi sosial ini mencakup berbagai kegiatan seperti konseling, pelatihan keterampilan, serta pendampingan mental dan spiritual,” ujar Mukaffi.
Ia menegaskan bahwa Lapas Banyuwangi tidak dapat berjalan sendiri dalam melakukan pembinaan, sehingga kolaborasi dengan pihak eksternal seperti Yayasan Gennesa sangat diperlukan.
“Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu keberhasilan program pembinaan ini. Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap warga binaan mendapatkan pendampingan yang lebih komprehensif,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Gennesa, Tutik Handayani, menyatakan komitmennya untuk mendampingi warga binaan agar tidak kembali ke jalan yang salah setelah bebas nanti.
“Kami akan memberikan berbagai kegiatan untuk membentuk mental dan spiritual mereka agar memiliki sikap serta perilaku yang lebih baik,” pungkasnya.
Melalui program rehabilitasi sosial ini, Lapas Banyuwangi berharap dapat menekan angka residivis, khususnya bagi warga binaan yang pernah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
(Red)