Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memasang trash barier atau perangkap sampah di Sungai Bate, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, Kamis (19/6/2025). Aksi ini dilakukan saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), sekaligus menandai dimulainya program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu).
Trash barier yang dipasang terbuat dari pipa-pipa floater mengapung, yang dirangkai dan dibentangkan selebar sungai. Di bawahnya tergantung batang besi galvanis rapat yang berfungsi menjaring sampah namun tetap memungkinkan aliran air dan ikan tetap berjalan.
“Pemasangan trash barier ini penting untuk mencegah tumpukan sampah di sungai yang bisa menyebabkan banjir, terutama saat musim hujan,” ujar Ipuk.
Perangkap sampah ini merupakan inisiasi dari Sungai Watch, organisasi yang aktif dalam pelestarian lingkungan, khususnya sungai. Mereka telah memasang 74 trash barier di Banyuwangi sejak 2022.
Head Operator of Java Sungai Watch, Yudi Susanto, mengatakan Sungai Bate dipilih karena berdasarkan survei, sungai ini memiliki potensi tumpukan sampah yang tinggi.
“Saat ini kami memiliki tiga stasiun pengumpulan dan pemilahan sampah di Rogojampi, Bangorejo, dan Giri, dengan total 45 personel yang secara rutin mengambil dan memilah sampah dari trash barier,” jelas Yudi.
Dalam tiga tahun, organisasi ini berhasil menjaring 985 ton sampah dari berbagai sungai di Banyuwangi.
“Kami berupaya menghentikan aliran sampah dari sungai sebelum masuk ke laut. Karena itu, kolaborasi seperti ini menjadi sangat penting,” tegasnya.
Selain pemasangan trash barier, program Sekardadu juga diluncurkan dalam kesempatan tersebut. Program ini melibatkan sekolah-sekolah untuk turut serta menjaga kebersihan dan kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Kami mengajak semua pihak, terutama anak-anak sekolah, untuk ikut menjaga sungai. Ini adalah investasi masa depan untuk lingkungan kita,” pungkas Ipuk.
(Red)