Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendorong pengelolaan sampah secara bijak untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Salah satu contoh keberhasilan pengelolaan sampah berbasis masyarakat terlihat di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Banyuwangi, yang menjadi tuan rumah Festival Sepekan Pilah Sampah.
Kelurahan Bakungan dikenal sebagai wilayah yang peduli terhadap isu sampah. Warga di sana aktif mengelola Omah Olah Sampah, sebuah pusat pengolahan sampah terpadu yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
Atas inisiatif tersebut, Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono menyampaikan apresiasinya saat membuka festival pada Senin (4/8/2025). Ia menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
“Banyuwangi menghasilkan sekitar 300 ribu ton sampah setiap tahun, sebagian besar berasal dari rumah tangga. Jika masyarakat membiasakan memilah sampah sejak dari rumah, setidaknya 50 persen sampah tidak akan sampai ke TPA,” ujar Mujiono.
Ia menyebut Bakungan sebagai contoh nyata wilayah yang inovatif dan aktif dalam menangani sampah. Bahkan, warga setempat telah memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan bank sampah.
“Kelurahan Bakungan luar biasa. Mereka memiliki bank sampah yang sudah memakai aplikasi digital untuk mencatat tabungan sampah. Ini bukti bahwa pengelolaan sampah bisa berhasil jika ada semangat gotong royong dari masyarakat,” katanya.
Lurah Bakungan, Agus Rahmanto, menjelaskan bahwa setiap harinya wilayahnya menghasilkan 1 hingga 1,5 ton sampah rumah tangga. Melalui Omah Rembug Inovasi dan Edukasi, mereka berhasil mengolah sekitar 200 kg sampah organik per hari menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
“Kami ingin mengajak masyarakat, khususnya warga Bakungan, untuk lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah melalui festival ini,” kata Agus.
Menariknya, Bakungan juga memiliki aplikasi “ABank Sayang” (Aplikasi Bank Sampah Masyarakat Bakungan) yang mencatat tabungan sampah secara digital. Mulai dari pendaftaran, penimbangan, hingga konversi sampah menjadi saldo yang bisa ditukar dengan hadiah.
“Warga cukup memilah sampah di rumah, lalu membawanya ke Omah Olah Sampah untuk ditimbang dan dicatat oleh petugas KSM,” lanjut Agus.
Ketua Bank Sampah Bakungan, Danar Fataros Nurcahyani, menambahkan bahwa ke depan pihaknya akan mengolah sampah anorganik menjadi produk kreatif, seperti sofa dari botol plastik bekas.
“Kami sedang menyiapkan bahan-bahan dan merancang beberapa ide daur ulang,” ujarnya.
Festival Sepekan Pilah Sampah ini juga diisi dengan edukasi dasar pengelolaan sampah, kegiatan sekolah komunitas ramah lingkungan, serta lomba foto dan video bertema Teknologi & Inovasi Hijau, yang mengangkat pentingnya pemilahan dan pemanfaatan sampah.
(Red)