Banyuwangi – Maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Banyuwangi menjadi perhatian serius dalam Seminar Narkotika yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banyuwangi, Komisariat Abdurrahman Wahid Universitas Islam Ibrahimy (UII), Rabu (28/5/2025).
Mengusung tema “Peran Pemuda Dalam Mengatasi Maraknya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Banyuwangi”, seminar digelar di Auditorium KHR. As’ad Syamsul Arifin sejak pukul 09.00 hingga lewat tengah hari.
Kepala BNNK Banyuwangi Kombes Pol Faisol Wahyudi, S.I.K. memaparkan data Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) 2024 yang menunjukkan 17 desa/kelurahan masuk dalam kategori waspada narkoba. “Angka ini belum termasuk penangkapan oleh pihak selain Polresta. Artinya, Banyuwangi dalam status siaga tinggi terhadap ancaman narkoba,” tegasnya.
BNNK Banyuwangi, lanjut Faisol, telah menjalankan berbagai program seperti pembentukan desa bersinar, penguatan ketahanan keluarga, deteksi dini, dan pelibatan aktif komunitas penggiat anti-narkoba.
Sementara itu, Ipda Abdul Gofur, S.H., Kanit 1 Satresnarkoba Polresta Banyuwangi, menyampaikan bahwa peredaran narkoba makin masif. “Kecamatan Bangorejo kini masuk zona hitam, menyusul lima kecamatan lainnya: Muncar, Srono, Banyuwangi, Kalipuro, dan Kalibaru. Ini bukti bahwa penyebaran narkoba terus bergerak dan perlu ditangani secara lebih agresif,” ujarnya.
Dari sisi kesehatan, dr. Yos Hermawan, mantan Ketua IDI Banyuwangi sekaligus Kepala Puskesmas Gambiran, menyoroti bahaya kecanduan narkoba yang kian kompleks. “Saat ini sudah ditemukan 643 jenis narkoba baru secara global, 53 di antaranya terdeteksi di Indonesia. Ini tantangan serius bagi dunia medis dan masyarakat,” katanya.
Seminar berlangsung interaktif, dipandu Hakim Said, S.H., Ketua Yayasan Anti Narkoba Lapor Pulih Sehat Sejahtera (YAN-LPSS). Ia menekankan peran aktif generasi muda. “Kalau bukan kita yang melawan narkoba, siapa lagi? Edukasi dan keberanian melapor adalah langkah awal,” tuturnya.
Sorotan tajam datang dari Drs. H. Saeroji, M.Ag., Kepala MAN 2 Banyuwangi dan Ketua MWC NU Kecamatan Bangorejo. Ia mendesak pemerintah menerapkan kebijakan tegas. “Tes urine bagi calon siswa saat PPDB wajib diterapkan. Ini bukan sekadar pencegahan, tapi upaya penyelamatan generasi. Banyuwangi bukan lagi darurat narkoba, ini sudah bencana narkoba,” tegasnya.
Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, siswa SLTA, dan berbagai elemen masyarakat. Antusiasme tinggi terlihat dari keterlibatan aktif peserta dalam sesi tanya jawab bersama para narasumber.
(Red)