Banyuwangi β Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi dengan meluncurkan program inovatif “Permata Hati” (Persalinan Enam Tangan, Aman, Sehat, Terlindungi). Program ini diresmikan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada Senin (17/3/2025) dan mewajibkan setiap persalinan ditangani oleh minimal tiga tenaga kesehatan, termasuk dokter.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan bahwa program ini memastikan kehadiran dokter, dua bidan, atau kombinasi dokter, perawat, dan bidan dalam setiap persalinan. Seluruh puskesmas di Banyuwangi juga diwajibkan memberikan pelayanan persalinan 24 jam.
“Harapannya, dengan adanya dokter dalam tim persalinan, risiko kematian ibu dan bayi dapat diminimalkan, kecuali di wilayah dengan akses terbatas seperti Sukamade dan Kajarharjo,” ujar Amir, Selasa (18/3/2025).
Saat ini, sudah ada 18 puskesmas yang memberikan layanan persalinan 24 jam. Sementara puskesmas yang belum siap menerapkan sistem “on call” dengan tenaga kesehatan yang siap dipanggil kapan saja jika ada persalinan darurat.
“Begitu ada laporan persalinan, puskesmas akan dibuka 24 jam untuk memberikan pertolongan,” tegasnya.
Selain itu, praktik bidan mandiri tetap diperbolehkan melakukan persalinan dengan syarat bekerja sama dengan dokter serta melibatkan minimal dua tenaga kesehatan, baik bidan maupun perawat.
Dengan inovasi ini, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Banyuwangi dapat terus ditekan, serta meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat.
(Red)