Banyuwangi β Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memperkuat komitmennya dalam mendukung program swasembada pangan nasional, khususnya di sektor beras. Menyongsong tahun 2025, Banyuwangi menargetkan produksi beras hingga 800.000 ton sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan Indonesia.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa untuk mewujudkan target tersebut, pemkab melakukan perluasan areal tanam secara signifikan. Tahun ini, luas lahan tanam ditingkatkan hingga 35.000 hektare.
βDengan penambahan lahan ini, produksi beras yang biasanya sekitar 500 ribu ton per tahun bisa naik menjadi 800 ribu ton. Ini adalah langkah nyata Banyuwangi sebagai salah satu lumbung padi nasional,β kata Ipuk, Rabu (10/4/2025).
Ipuk juga menjelaskan bahwa luas baku sawah (LBS) di Banyuwangi saat ini mencapai 62.940 hektare. Sementara itu, capaian luas tanam padi pada tahun 2024 telah mencapai 119.651 hektare. Untuk tahun 2025, target Luas Tambah Tanam (LTT) padi dipatok sebesar 151.048 hektare.
βHingga akhir Maret lalu, kita telah merealisasikan sekitar 24 persen dari target LTT, atau setara dengan 36.554 hektare,β jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, mengungkapkan bahwa panen padi pada periode JanuariβMaret telah berlangsung di area seluas 21.075 hektare. Sebagian besar hasilnya telah diserap oleh Perum Bulog untuk memperkuat cadangan beras nasional.
Ilham menambahkan bahwa puncak panen raya diperkirakan terjadi pada bulan April dan Mei, dengan estimasi luas panen masing-masing mencapai 14.987 hektare dan 11.506 hektare.
Dengan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, Banyuwangi optimis mampu mendorong peningkatan produksi beras secara berkelanjutan, sekaligus menjaga stabilitas pangan baik di tingkat lokal maupun nasional.
(Red)