BANYUWANGI, 20 Juli 2025 – Dunia pendidikan diBanyuwangi berduka, saat ini kembali diguncang isu korupsi dan pungutan liar. Komunitas Sadar Hukum Banyuwangi mengungkap fakta mencengangkan terkait praktik dugaan pungli dan penyalahgunaan dana pendidikan, mulai dari level kementerian hingga satuan pendidikan di daerah.
Sugiarto menyoroti indikasi penyimpangan yang terjadi di sekolah-sekolah, khususnya terkait penggunaan dana BOS sebesar Rp1.500.000 per siswa dan BPOPP sebesar Rp840.000 per siswa. Meski menerima dana besar dari APBN, sekolah-sekolah masih mengklaim kekurangan anggaran dan membebankan wali murid lewat komite sekolah.
Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dengan tegas melarang komite melakukan pungutan kepada orang tua siswa. Namun, dalam praktiknya, pungutan tetap terjadi dengan dalih βsumbanganβ yang dirapatkan dan ditarifkan. Bahkan, ijazah siswa ditahan jika wali murid tidak membayar sumbangan tersebut.
Lebih ironis lagi, ketua komunitas sadar hukum mengungkap bahwa dana yang dikumpulkan oleh komite digunakan untuk kegiatan yang tak semestinya. Salah satu SMA negeri di Banyuwangi diketahui menggunakan dana sumbangan wali murid untuk keperluan rekreasi dan tunjangan transportasi bulanan para guru.
Padahal, selain BOS dan BPOPP, sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK juga menerima dana APBD Provinsi yang nilainya miliaran rupiah per tahun. Di tengah masa efisiensi 2025, misalnya, SMK Negeri 1 Glagah tercatat memiliki pagu anggaran sebesar Rp1.834.653.800. Dari jumlah itu, belanja makan dan minum rapat saja mencapai Rp538.666.000.
βIni angka yang sangat fantastis. Kami mendesak Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, hingga Gubernur Jawa Timur untuk segera menindak tegas dugaan pungutan bermodus sumbangan yang disalahgunakan,β ujar Sugiarto,
Menurut Sugiarto, praktik-praktik ini mencoreng integritas dunia pendidikan dan menunjukkan bahwa sebagian oknum pendidik telah mengabaikan nilai moral dan tanggung jawab sosial mereka.
“Dimana hati para pendidik kita hari ini?” tutup Sugiarto.
(Red)