Banyuwangi – Tangis haru mengiringi senyum bahagia Hawiyah (53), warga Desa Bedaweng, Kecamatan Songgon, saat rumahnya yang tak layak huni kini telah berdiri kokoh. Rumah tersebut dibedah melalui program kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dan Baznas, dan dikunjungi langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam program “Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa)”, Kamis (19/6/2025).
“Sudah 25 tahun tinggal di sini, baru sekarang rumahnya bagus. Dulu bocor semua, sekarang sudah rapi dan kuat. Alhamdulillah,” ujar Hawiyah sambil menitikkan air mata.
Sebelumnya, rumah Hawiyah berdinding triplek, berlantai tanah, dan atapnya rapuh. Kini, bangunan itu telah berubah total, berdinding bata, berlantai semen, dan atap fiber yang kokoh. Bahkan telah dilengkapi kamar dan rencana pembangunan kamar mandi permanen.
Suaminya, Miseri (58), sudah lama tak bekerja karena sakit. Dengan kondisi ekonomi yang terbatas, membenahi rumah secara mandiri hampir mustahil. Karena itulah, bantuan dari program bedah rumah menjadi harapan besar bagi keluarga mereka.
Bupati Ipuk menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 125 rumah warga prasejahtera telah dibedah. Penanganannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing rumah, ada yang direhab total maupun hanya direnovasi sebagian.
“Kami ingin program ini terus berlanjut, agar makin banyak rumah warga prasejahtera bisa menjadi tempat tinggal yang layak,” ujar Ipuk.
Ketua Bidang Distribusi Baznas Banyuwangi, Herman Suyitno, menargetkan total 250 rumah akan dibedah tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 200 rumah.
“Setiap rumah mendapat bantuan sekitar Rp 10 juta, dan disokong swadaya masyarakat setempat,” jelas Herman.
Selain program bedah rumah, Pemkab Banyuwangi juga menyalurkan bantuan sosial lainnya. Dalam kegiatan yang sama, Bupati Ipuk menyerahkan kursi roda kepada Sumiati, seorang warga yang menderita stroke selama lima tahun. Dengan kursi roda bantuan dari pihak perbankan, Sumiati kini bisa lebih leluasa beraktivitas.
Ada juga bantuan berupa gerobak bakso dari yayasan zakat untuk mendukung usaha warga kecil.
Dengan kolaborasi berbagai pihak, Banyuwangi terus berupaya mewujudkan kehidupan yang lebih layak bagi warganya, terutama mereka yang berada di garis prasejahtera.
(Red)