Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) sebagai “laboratorium hidup” yang penuh dengan pengalaman berharga. Hal ini disampaikan Ipuk saat menghadiri peringatan HUT ke-63 PWRI Banyuwangi di Gedung Universitas Banyuwangi (Uniba), Sabtu (13/9/2025).
Menurut Ipuk, para pensiunan yang tergabung dalam PWRI memiliki segudang pengalaman yang bisa menjadi inspirasi sekaligus pelajaran penting bagi aparatur sipil negara (ASN) yang masih aktif.
“PWRI adalah sekolah kehidupan. Dengan pengalaman yang dimiliki, Bapak dan Ibu bisa menularkan best practice, baik ide, gagasan, maupun nilai-nilai hidup agar ASN muda bisa lebih siap menghadapi masa depan,” ujar Ipuk.
Ia menekankan bahwa pembelajaran tersebut bukan hanya soal peningkatan kinerja, tetapi juga mencakup pengelolaan keuangan, menjaga kesehatan fisik dan mental, hingga persiapan menuju masa pensiun.
“Banyak pegawai yang menghadapi kesulitan di masa pensiun karena kurang tepat dalam mengelola gaya hidup sejak muda. Dari pengalaman Bapak/Ibu, kami berharap ASN generasi sekarang bisa belajar agar tetap berdaya setelah pensiun,” tambahnya.
Acara HUT PWRI ke-63 berlangsung hangat dengan dihadiri ratusan pensiunan dari berbagai instansi, mulai dari guru, pegawai pemkab, hingga purnawirawan TNI/Polri. Suasana semakin meriah dengan penampilan kreativitas para pensiunan, seperti bermain gamelan hingga membacakan puisi.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga mengajak PWRI terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun Banyuwangi.
“Pensiun dari jabatan bukan berarti selesai mengabdi. Pemerintah daerah masih membutuhkan saran dan ide dari Bapak/Ibu demi kemajuan Banyuwangi,” tegas Ipuk.
Ia menutup sambutannya dengan apresiasi atas kontribusi para pensiunan yang dinilai turut meletakkan dasar pembangunan Banyuwangi hingga saat ini.
“Keberhasilan Banyuwangi adalah kerja bersama seluruh elemen, termasuk para pensiunan. Mari kita lanjutkan kolaborasi ini untuk kemajuan daerah,” pungkasnya.
(Red)