Banyuwangi – Menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, puluhan tokoh lintas agama, aparat penegak hukum, akademisi, budayawan, dan aktivis berkumpul dalam acara bertema “Harmoni dalam Keberagaman: Membangun Kondusivitas Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025”. Pertemuan ini berlangsung di Rumah Kebangsaan Basecamp Karangejo (RKBK) Banyuwangi pada Senin (9/12/2024) malam, bertujuan memperkuat harmoni untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif di penghujung tahun.
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Asisten Pemerintahan dan Kesra Banyuwangi, MY. Bramudya, yang mewakili Bupati Banyuwangi, perwakilan Polresta Banyuwangi, Dandim 0825, Satpol PP, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Rektor UBI Cluring, serta pemuka agama dari berbagai kepercayaan, termasuk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Deklarasi Perdamaian Nataru
Acara ini menghasilkan Deklarasi Perdamaian Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang dibacakan akademisi dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Irwan Kurniawan, S.H., M.H. Deklarasi tersebut mencakup lima poin utama:
- Mendukung perdamaian dan harmoni selama Natal dan Tahun Baru.
- Menghormati keberagaman agama dan budaya di Banyuwangi.
- Menolak kekerasan, intoleransi, dan diskriminasi.
- Mendukung kegiatan sosial dan keagamaan untuk memperkuat harmoni masyarakat.
- Berkomitmen menjaga keamanan selama perayaan Nataru.
Deklarasi ini ditandatangani oleh seluruh peserta sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di Banyuwangi.
Komitmen Bersama untuk Harmoni
Dalam sambutannya, MY. Bramudya menyampaikan apresiasi atas inisiatif RKBK. “Pemkab Banyuwangi mendukung penuh kegiatan seperti ini sebagai wujud kontribusi positif masyarakat dalam menjaga kerukunan. Kepemimpinan Ibu Bupati terus mendorong pendekatan aktif pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ketua RKBK, Hakim Said, menambahkan bahwa kegiatan tahunan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral lembaga untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan persatuan.
Acara berlangsung dalam suasana keakraban dan ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa harmoni dan solidaritas lintas agama terus terjaga di Banyuwangi.
(Red)