Banyuwangi – Seluruh korban meninggal dunia dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya akhirnya berhasil teridentifikasi.
Jenazah terakhir yang teridentifikasi adalah Edi Purwanto (20), warga Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Ia merupakan korban ke-43 yang ditemukan di perairan Blimbingsari pada 11 Juli lalu, dan tercatat dalam kantong jenazah bernomor 017.
Kaur Doksik Subiddokpol Biddokkes Polda Jatim, Pembina Satu dr. Tutik Purwanti, menjelaskan bahwa identifikasi dilakukan dengan metode primer (DNA) serta sekunder melalui pemeriksaan medis. Pencocokan DNA diambil dari ayah kandung korban pada akhir Juli, kemudian dicocokkan dengan sampel tulang korban di laboratorium Biddokkes Polri.
“Hasil uji DNA memastikan identitas korban 100 persen atas nama Edi Purwanto,” ungkap dr. Tutik saat konferensi pers di Post Mortem RSUD Blambangan, Banyuwangi, Sabtu malam (16/8/2025).
Dengan teridentifikasinya Edi, seluruh 19 jenazah korban meninggal KMP Tunu Pratama Jaya kini sudah teridentifikasi seluruhnya. “Alhamdulillah semua jenazah telah teridentifikasi, tidak ada lagi yang tersisa di RSUD Blambangan,” imbuhnya.
Jenazah Edi sebelumnya telah dimakamkan di pemakaman RSUD Blambangan. Atas kesepakatan keluarga, pemakaman tidak dipindahkan, hanya batu nisannya yang diganti sesuai identitas korban.
Pihak keluarga juga telah melakukan serah terima secara resmi, lalu mengunjungi makam Edi untuk mengganti batu nisan, menabur bunga, serta mendoakan almarhum bersama.
Rudi Sujianto (40), paman korban, menjelaskan bahwa Edi bekerja sebagai kuli bangunan di Klungkung, Bali. Ia berangkat menggunakan travel, namun kemudian keluarga mendapat kabar kapal yang ditumpanginya tenggelam. Informasi itu diperkuat keterangan teman kerjanya yang menyebut Edi tidak kunjung tiba di Bali.
“Edi tidak tercatat dalam data manifes kapal. Sejak kapal tenggelam 2 Juli lalu, keluarga terus menunggu kabarnya. Baru setelah 45 hari terungkap bahwa jenazah terakhir yang belum teridentifikasi adalah Edi,” jelas Rudi.
Edi merupakan anak tunggal. Ibunya telah meninggal dunia, sementara ayahnya bekerja di Bali. Semasa hidupnya, ia tinggal bersama kakek dan neneknya di Banyuwangi.
Sebagai informasi, berdasarkan data manifes KMP Tunu Pratama Jaya terdapat 65 orang penumpang. Dari jumlah tersebut, 49 orang berhasil ditemukan, dengan rincian 30 selamat, 19 meninggal dunia, dan 16 lainnya masih dinyatakan hilang.
(Red)