Banyuwangi β Kebijakan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM kerajinan bambu. Sentra kerajinan bambu di Lingkungan Papring, Desa/Kecamatan Kalipuro, kini kembali bergairah.
βHarus diakui kebijakan pembatasan kantong plastik dari Bupati Ipuk membuat produk kerajinan bambu di kampung kami kembali diminati. Permintaan produk bambu untuk menggantikan kantong plastik meningkat,β kata tokoh Lingkungan Papring, Widie Nurmahmudy.
Salah satu produk yang banyak diminati adalah besek, wadah anyaman bambu yang kini populer sebagai pengganti kantong plastik, terutama menjelang Idul Adha untuk wadah daging kurban.
βMenjelang Idul Adha, permintaan sangat tinggi. Warga bisa membuat 5 ribu hingga 7 ribu besek dalam sebulan,β lanjut Widie.
Lonjakan permintaan ini juga memengaruhi harga besek. Kini harga besek bervariasi sesuai ukuran, berkisar antara Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per buah.
Mairoh, salah satu perajin besek, mengakui tingginya permintaan dalam sebulan terakhir. Ia mampu memproduksi 30-50 besek per hari dan produk-produknya sudah banyak yang membeli.
βSehari bisa buat 30 sampai 50 besek, dan semuanya sudah laku. Jadi tidak bingung jualnya,β ungkap Mairoh.
Tingginya permintaan besek membantu perekonomian Mairoh, terutama karena besek ukuran besar dijual dengan harga lebih tinggi sehingga keuntungannya bertambah.
Lingkungan Papring dikenal sebagai sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Nama Papring sendiri berasal dari βpanggonane pringβ yang berarti tempat pohon bambu. Pada era 1960-1990-an, mayoritas warga di sana adalah perajin bambu.
Namun memasuki tahun 2000-an, kerajinan bambu mulai ditinggalkan akibat menurunnya permintaan karena masuknya produk plastik.
βDari 60-80 persen warga yang dulu menjadi perajin bambu, kini hanya tersisa sekitar 10 persen,β jelas Widie.
Namun, kebijakan pengurangan kantong plastik dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan membuat kerajinan bambu kembali diminati.
Kini, sekitar 80 keluarga di Papring kembali aktif membuat berbagai produk bambu, dengan inovasi mencapai 20-an jenis produk seperti besek, gedek (dinding anyaman bambu), tas bambu, capil, dan lainnya.
βKami bangga kerajinan bambu kembali hidup dan terus berkembang,β tutup Widie.
(Red)