Banyuwangi, 11 April 2025 – Kondisi lalu lintas di sekitar RSUD Blambangan kian semrawut akibat maraknya parkir liar. Meski rumah sakit telah menyediakan lahan parkir memadai, banyak pengendara justru memadati bahu jalan dan trotoar, menyebabkan kemacetan parah dan mengganggu akses kendaraan darurat, termasuk ambulans.
Warga menyebut kawasan ini sudah seperti “zona merah kekacauan” dan menilai Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi lamban dalam menangani masalah ini.
“Setiap hari seperti neraka! Mobil dan motor parkir seenaknya. Ambulans pun kesulitan lewat. Apa Dishub nunggu ada pasien meninggal dulu baru bertindak?” keluh Andi, pengendara yang kerap melintas di lokasi tersebut.
Tak sedikit warga melabeli Dishub sebagai “lembaga tidur” yang hanya bergerak saat ada sorotan media atau operasi gabungan.
“Mereka cuma garuk-garuk telinga kalau dikritik. Selama belum ada korban jiwa, ya dibiarkan terus,” ujar Sari, pedagang kaki lima di sekitar lokasi.
Menanggapi hal ini, Dishub Banyuwangi membantah telah abai, namun mengakui kesulitan menghadapi pengendara bandel. “Kami akan menurunkan tim khusus dan melakukan tindakan tegas, termasuk penertiban dengan mobil derek,” ujar Kepala Dishub dalam pernyataan singkat.
Namun, warga menilai pernyataan tersebut hanyalah “janji lama yang berulang”, tanpa realisasi nyata di lapangan.
Sejumlah ahli transportasi bahkan mendesak agar Pemkab Banyuwangi segera mengeluarkan kebijakan darurat untuk menutup akses parkir liar dan menindak tegas pelanggar.
“Ini bukan sekadar kemacetan, tapi sudah menjadi ancaman bagi keselamatan nyawa pasien gawat darurat,” tegas seorang pakar transportasi.
Jika Dishub tak juga bergerak, warga mengancam akan menggelar aksi blokade jalan di sekitar RSUD Blambangan sebagai bentuk protes.
“Kami sudah cukup sabar. Jangan sampai kami jadi korban berikutnya karena kelalaian mereka!” tegas Koordinator Aksi Warga.
(Red)