Banyuwangi β Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi memfasilitasi pelaksanaan proses Post Mortem bagi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Seluruh prosedur Post Mortem dipusatkan di RSUD Blambangan sebagai rumah sakit rujukan milik daerah.
βBerdasarkan hasil koordinasi dengan Polda Jatim, RSUD Blambangan menjadi pusat Post Mortem. Kami sudah siapkan semua fasilitas yang dibutuhkan, termasuk tempat bagi keluarga korban,β ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Minggu (6/7/2025).
Berbagai fasilitas pendukung telah disiapkan, mulai dari unit mobil kontainer pendingin, ruang penyimpanan jenazah, peti jenazah, hingga layanan administrasi seperti penerbitan surat kematian. Sementara itu, keluarga korban akan difasilitasi di Gedung Bhayangkara yang letaknya persis di depan RSUD Blambangan.
Ipuk menyebutkan, sejak Sabtu (5/7/2025) malam, persiapan berbagai sarana dilakukan dengan supervisi langsung dari tim Biddokkes Polda Jatim.
βKami juga siagakan petugas kesehatan tambahan apabila dibutuhkan,β tambah Ipuk.
Selain memfasilitasi Post Mortem, Pemkab Banyuwangi juga menyiapkan layanan trauma healing bagi keluarga korban. Tim trauma healing ini terdiri atas 15 psikolog, yakni 7 orang dari Polresta Banyuwangi, 6 orang dari Dinas Sosial PPKB, serta 2 orang dari RSUD Blambangan.
βSelain itu, kami juga melibatkan BPBD dan Puskesmas dalam Tim Evakuasi,β terang Ipuk.
Pelaksanaan Post Mortem sepenuhnya ditangani oleh Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Jatim.
Koordinator Post Mortem, dr. Tutik Purwanti, Sp.FM., menyampaikan bahwa seluruh fasilitas dan personel telah disiapkan di RSUD Blambangan.
βUntuk SDM ada sekitar 30 orang. Selain dari RSUD Blambangan, juga ada personel dari RS Bhayangkara Bondowoso dan Lumajang, serta RSUD Dr. Soetomo dan Universitas Airlangga,β jelas dr. Tutik, yang merupakan spesialis forensik medikolegal.
Ia menambahkan, seluruh barang maupun jenazah yang ditemukan baik di perairan Bali maupun Banyuwangi akan dikumpulkan di RSUD Blambangan.
βNantinya semua akan dipilah, disinkronkan, dan direkonsiliasi. Tim DVI ini berasal dari berbagai multidisiplin, termasuk tim Inafis,β pungkas dr. Tutik.
(Red)