Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus mengintensifkan operasi pasar murah guna menjaga stabilitas harga pangan sekaligus melindungi daya beli masyarakat. Tak hanya di kota, operasi pasar kini digelar hingga ke desa-desa.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab, Perum Bulog, Bank Indonesia (BI) Jember, serta para pelaku usaha.
“Operasi pasar kami selenggarakan rutin di berbagai kecamatan dan desa. Tujuannya agar harga kebutuhan pokok tetap terjaga dan masyarakat bisa membeli dengan harga terjangkau,” ujar Ipuk.
Salah satunya operasi pasar yang digelar di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, pada 15–17 September 2025. Acara yang dipusatkan di Balai Desa Gintangan itu diserbu warga yang antusias membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibanding pasaran.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menjelaskan operasi pasar digelar dalam dua pola, yakni mandiri bekerja sama dengan Bulog setiap hari, serta operasi gabungan bersama BI Jember yang dilaksanakan setiap bulan.
“Dengan pola ini, ketersediaan pangan bisa terjamin dan harga tetap stabil di masyarakat,” jelasnya.
Berbagai kebutuhan pokok dijual, mulai dari telur 450 kilogram per hari, beras medium tiga ton per hari seharga Rp67.500 per 5 kilogram, hingga beras premium 500 kilogram dengan harga Rp74.000 per 5 kilogram. Selain itu juga tersedia beras SPHP 990 kilogram seharga Rp57.500 per 5 kilogram, minyak goreng 272 liter, gula pasir 80 kilogram, tepung 40 kilogram, mi instan 45 dus, hingga gas elpiji 3 kilogram.
“Melalui operasi pasar ini, masyarakat bisa lebih mudah memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” tandas Nanin.
(Red)