Banyuwangi – Di tengah modernisasi dan perkembangan pariwisata, masyarakat pesisir Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, menunjukkan keteladanan dalam mengelola potensi alam secara berkelanjutan. Di kawasan Pantai Ria, mereka membuktikan bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring jika dikelola bijak.
Pantai Ria menawarkan pesona alam khas dengan garis pantai panjang, pasir halus, dan keanekaragaman biota laut. Masyarakat setempat tidak mengeksploitasi sumber daya ini secara berlebihan, melainkan menjaga kelestariannya. Salah satu motor penggerak kesadaran lingkungan adalah Kelompok Benteng Samudra, yang dipimpin Aan Mutowib.
Kelompok ini fokus pada pengelolaan hasil laut berkelanjutan dan pengembangan wisata berbasis edukasi lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Hasilnya nyata: kelompok ini mampu membiayai empat mahasiswa menempuh pendidikan tinggi, menunjukkan dampak positif pengelolaan sumber daya alam terhadap kesejahteraan generasi muda.
Menurut Aan Mutowib, filosofi kelompoknya sederhana namun kuat:
“Menjaga laut berarti menjaga kehidupan. Kami tidak hanya mengambil hasil laut, tetapi juga merawatnya agar anak cucu nanti masih bisa merasakan manfaatnya. Wisata dan hasil laut bisa berkembang kalau lingkungan tetap lestari.”
Kelompok Benteng Samudra secara rutin mengadakan penanaman mangrove, pembersihan sampah pesisir, dan edukasi lingkungan untuk anak-anak sekolah, membentuk kesadaran kolektif bahwa laut adalah warisan yang harus dijaga.
Pengembangan wisata di Pantai Ria juga menerapkan prinsip ramah lingkungan. Fasilitas dibangun minimalis, dan aktivitas wisata diarahkan untuk edukasi, seperti belajar tentang ekosistem pesisir, budidaya ikan dan rumput laut, serta pengolahan hasil laut secara tradisional. Hal ini memberikan nilai tambah bagi wisatawan sekaligus menjaga kelestarian alam.
Secara sosial, Benteng Samudra memperkuat solidaritas masyarakat. Program pelatihan olahan hasil laut, homestay, dan kerajinan dari limbah laut membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan warga. Keuntungan sebagian besar dikembalikan untuk kegiatan sosial, termasuk pendidikan dan kesejahteraan warga kurang mampu.
Kisah sukses masyarakat Bomo menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi hasil kerja nyata masyarakat yang peduli lingkungannya. Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan kelompok masyarakat menjadi kunci pengelolaan pesisir yang kompetitif dan ramah lingkungan.
Pantai Ria Bomo kini menjadi contoh nyata “sinergi ekonomi dan ekologi”. Gotong royong, kepedulian terhadap alam, dan kesadaran pendidikan menjadi fondasi keberhasilan mereka. Jika pola ini diterapkan di wilayah pesisir lain, Banyuwangi berpotensi menjadi pelopor wisata bahari berkelanjutan di Indonesia.
Upaya masyarakat Bomo bukan hanya menjaga laut, tetapi menjaga harapan: laut tetap memberi kehidupan, wisata memberi kebahagiaan, dan pendidikan menjadi jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.
(Red)















