Banyuwangi – Sejarah panjang kemanunggalan TNI dan rakyat terus terjaga melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Tahun 2025. Program ini merupakan transformasi dari ABRI Masuk Desa (AMD) yang lahir pada 1980, digagas oleh Menteri Pertahanan saat itu, Jenderal M. Jusuf.
Seiring perubahan organisasi ABRI menjadi TNI, AMD bertransformasi menjadi TMMD. Tujuannya tetap sama: memperkuat kedekatan TNI dengan rakyat melalui pembangunan, baik fisik maupun nonfisik, yang mempercepat pertumbuhan desa.
Payung hukum pelaksanaan TMMD jelas, yakni UU Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI, yang menegaskan peran TNI dalam membantu pemerintah daerah membangun bangsa secara berkesinambungan.
Menurut data dari Dinas Kominfo Jatim, TMMD ke-125 digelar di lima kabupaten: Madiun, Bojonegoro, Jombang, Banyuwangi, dan Pamekasan. Pelaksanaan tahun ini mengusung tema “Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Ketahanan Nasional di Wilayah”.
Di Banyuwangi, fokus TMMD ada di Kecamatan Siliragung, tepatnya di Desa Kesilir, Seneporejo, dan Siliragung. Salah satu pembangunan yang sangat dinanti warga adalah penggantian jembatan gantung dengan jembatan beton yang lebih kokoh dan layak.
Bupati Banyuwangi menegaskan bahwa program ini bukan hanya soal infrastruktur, melainkan juga sinergi TNI, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun kembali semangat gotong royong.
Antusiasme warga bekerja bersama Satgas TMMD menunjukkan bahwa program ini lebih dari sekadar pembangunan. Ini adalah simbol persatuan, kebersamaan, dan warisan untuk generasi mendatang.
Dengan adanya jembatan baru, akses antarwilayah lebih mudah, transportasi lancar, dan roda ekonomi desa semakin bergerak maju.
(Red)