Banyuwangi β Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus menghadirkan inovasi dalam pembinaan warga binaan. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah produksi gorengan, yang tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi mereka.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa produksi gorengan ini merupakan bagian dari program pembinaan keterampilan. Produk hasil olahan warga binaan tersebut kemudian dipasarkan di dalam blok hunian Lapas.
“Melalui program ini, warga binaan yang terlibat akan mendapatkan premi sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka. Harapannya, setelah bebas nanti, mereka memiliki bekal keterampilan untuk mandiri,” ujar Mukaffi, Jumat (14/3).
Lebih lanjut, Mukaffi menyebutkan bahwa ke depan, produksi UMKM di Lapas Banyuwangi akan terus dikembangkan, baik dalam variasi produk maupun kualitasnya agar dapat bersaing di pasar.
Langkah ini sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang menitikberatkan pada peningkatan pendayagunaan warga binaan dalam sektor ekonomi.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga membentuk mental kemandirian warga binaan agar setelah bebas, mereka memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan yang lebih baik,” tambahnya.
Dengan adanya program ini, Lapas Banyuwangi tidak hanya berfokus pada aspek pembinaan moral, tetapi juga turut memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan peluang ekonomi bagi para warga binaan, sehingga mereka memiliki bekal untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik setelah menjalani masa pidana.
(Red)