BANYUWANGI – Pantai Boom Marina Banyuwangi kembali menjadi saksi lautan manusia dan ribuan penari Gandrung yang menari serentak di bawah langit sore. Suara gamelan berpadu dengan tepuk tangan penonton menciptakan suasana magis nan membanggakan.
Dalam momentum penuh makna itu, Bupati Banyuwangi Hj. Ipuk Fiestiandani, S.Pd., M.KP. menyampaikan pesan mendalam tentang kebersamaan, persatuan, dan peran seluruh masyarakat dalam menjaga nyala budaya Banyuwangi.
Kebersamaan Adalah Kekuatan Banyuwangi
Dalam sambutannya, Bupati Ipuk menegaskan bahwa keberhasilan pelaksanaan Festival Gandrung Sewu 2025 adalah hasil kerja bersama seluruh unsur — mulai dari seniman, budayawan, pemerintah daerah, hingga masyarakat.
“Bersamaan selama ini, semua seniman, budayawan, pemerintah daerah, lalu juga seluruh masyarakat semuanya — kita bersama-sama, bersatu padu mendukung kegiatan Gandrung Sewu ini,” ujar Bupati Ipuk dengan penuh rasa haru dan bangga.
Ia menekankan bahwa semangat gotong royong dan kekompakan adalah fondasi utama keberhasilan Banyuwangi dalam menjaga warisan budaya daerah.
“Inilah buah dari hasil kekompakan kita semuanya,” lanjutnya.
Anak-Anak dan Seniman, Agen Budaya Masa Depan
Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga menyoroti peran penting generasi muda dan para seniman yang menjadi tulang punggung pelestarian budaya Banyuwangi.
“Terutama spesial bagi anak-anak kami, para penari Gandrung Sewu, para orang tua, para seniman, dan budayawan. Mereka adalah agen budaya yang menjaga nyala Banyuwangi tetap hidup,” ujarnya.
Menurut Ipuk, para penari Gandrung muda adalah simbol semangat Banyuwangi yang tak pernah padam. Dari kampung-kampung hingga panggung besar seperti Gandrung Sewu, mereka menjadi duta budaya yang memperkenalkan keindahan Banyuwangi ke seluruh Indonesia bahkan dunia.
“Bagaimana anak-anak kita di kampung, mereka adalah agen budaya yang lebih baik, yang meneruskan semangat dan nilai luhur Banyuwangi,” tuturnya.
Harapan untuk Tahun-Tahun Mendatang
Tak lupa, Bupati Ipuk menyampaikan harapannya agar Festival Gandrung Sewu terus berlangsung dan memberikan dampak yang semakin besar bagi masyarakat.
“Dan mudah-mudahan ini tidak hanya berhenti di sini. Mudah-mudahan tahun depan lebih baik lagi, mudah-mudahan tahun depan masih ada Gandrung Sewu lagi, dan tahun depan lebih berdampak lagi,” ucapnya penuh optimisme.
Festival Gandrung Sewu, lanjut Ipuk, bukan hanya ajang hiburan, melainkan ruang kebanggaan bersama yang mengikat seluruh lapisan masyarakat dalam satu semangat: cinta budaya, cinta Banyuwangi.
Apresiasi untuk Media dan Masyarakat
Dalam momen yang sama, Bupati Ipuk memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh media yang telah berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai budaya Banyuwangi.
“Terima kasih teman-teman media yang juga tidak kalah pentingnya, sangat penting bahkan untuk menyampaikan berita ini kepada masyarakat seluruh Indonesia bahkan dunia,” ujar Ipuk.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi yang telah ikut serta dalam membangun daerah melalui berbagai cara — dari seni, budaya, hingga ekonomi kreatif.
“Terima kasih semuanya yang sudah berperan serta dalam membangun Banyuwangi. Semoga kita bisa bertemu di tahun depan,” tutupnya dengan senyum penuh harapan.
Gandrung Sewu 2025: Simbol Persatuan dan Kebanggaan Banyuwangi
Festival Gandrung Sewu 2025 bukan hanya tentang tari dan budaya, tetapi juga tentang kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Banyuwangi. Di balik gemerlap panggung dan busana khas, tersimpan pesan kuat: bahwa budaya akan terus hidup selama masyarakatnya bersatu, bekerja sama, dan bangga menjadi bagian dari Banyuwangi.
(Red)















