Banyuwangi – Memperingati Hari Lahir Pancasila 2025, GM FKPPI PC-1325 Banyuwangi menggelar diskusi publik bertema “Membumikan Pancasila di Era Transformasi Digital”, Sabtu (31/5/2025), di Aula Sidqi Maulana, Ponpes Adz-Dzikra Banyuwangi.
Acara ini menjadi momen strategis untuk meneguhkan kembali nilai-nilai ideologis bangsa di tengah tantangan zaman digital. Hadir sebagai narasumber sejumlah tokoh penting, antara lain:
- Letkol Arh Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han. (Dandim 0825/Banyuwangi)
- Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, M.Sc. (Danlanal Banyuwangi)
- Dr. Emi Hidayati, S.Pd., M.Si. (Akademisi Universitas PGRI Banyuwangi)
- Drs. R. Agus Mulyono, S.Sos., M.Si. (Kepala Bakesbangpol Banyuwangi)
Diskusi juga diperkuat oleh para panelis dari beragam latar belakang, di antaranya:
- Dr. Haya, S.H., M.Pd. (Rektor UBI Banyuwangi), Ayung Notonegoro (Sekum MUI Banyuwangi), Ibnu Tsani Rosyada (Pemerhati Politik), dan Dr. (cand) Isyrofah Amaliyah Achmad, S.H., M.H.
Acara dibuka sekaligus dimoderatori oleh Ketua GM FKPPI PC-1325 Banyuwangi, KH. Ir. Achmad Wahyudi, S.H., M.H., yang menegaskan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai pijakan utama bangsa di tengah disrupsi digital.
“Selama Indonesia masih ada, Pancasila pasti tetap ada. Dan selama Pancasila hidup, Indonesia akan tetap tegak,” tegasnya.
Dr. Emi Hidayati menyampaikan bahwa era digital membawa fenomena pseudo-truth atau kebenaran semu yang disebar lewat algoritma dan media sosial. Narasi Pancasila kerap tergerus oleh informasi viral yang miskin nilai.
“Jika satu kebohongan terus diulang di media sosial, maka ia bisa dipercaya sebagai kebenaran. Ini yang harus diwaspadai,” ujarnya.
Sementara itu, Letkol Arh Joko Sukoyo menekankan pentingnya transformasi nilai di tengah transformasi digital. Menurutnya, TNI tetap berkomitmen menjaga ideologi bangsa, termasuk melalui keteladanan dan edukasi nilai Pancasila.
Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso juga menyoroti pentingnya regenerasi nilai, khususnya pada generasi muda. Ia mengapresiasi GM FKPPI Banyuwangi sebagai mitra strategis dalam membumikan Pancasila di masyarakat dan komunitas digital.
Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, menegaskan perlunya organisasi menjadi ruang yang dicintai masyarakat.
“GM FKPPI telah menunjukkan arah yang benar, menyelenggarakan diskusi yang tidak hanya simbolis tetapi juga substantif,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan dunia usaha untuk memperkuat tatanan sosial.
Diskusi ditutup dengan kesimpulan bahwa pembangunan tidak cukup mengandalkan infrastruktur fisik, tapi juga harus diperkuat dengan soft values seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
“Tak perlu muluk-muluk. Cukup dengan menjadi pribadi yang Pancasilais dalam tindakan nyata di lingkungan masing-masing,” tutup Ir Achmad Wahyudi.
Acara berlangsung khidmat dan dinamis, dihadiri tokoh agama, akademisi, mahasiswa, serta aktivis organisasi kepemudaan seperti HMI, GMNI, PMII, IMM, dan unsur Rumah Kebangsaan.
Momen ini bukan sekadar peringatan seremonial, tapi juga langkah nyata GM FKPPI Banyuwangi untuk menjaga dan meneguhkan Pancasila sebagai kompas kebangsaan di tengah derasnya arus perubahan.
(Sumber: Biro Publikasi dan Dokumentasi GM FKPPI 1325)