Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneur generasi muda melalui program inkubasi Jagoan Banyuwangi. Sebanyak 100 anak muda dengan rintisan usaha mengikuti bimbingan mentor dan praktisi untuk mengembangkan bisnisnya.
Salah satunya Wahyu Riyanto, pemilik usaha Moriza Outdoor yang bergerak di bidang persewaan alat camping dan hiking. Meski dengan keterbatasan fisik, Wahyu konsisten menjalankan bisnisnya sejak 2018.
“Saya ikut Jagoan Banyuwangi untuk memperkuat branding usaha dan pemasaran. Bahkan saya terinspirasi membuat produk dengan merek sendiri,” ujar Wahyu.
Program yang dimulai pertengahan Agustus 2025 ini menghadirkan kelas offline, sesi mentoring, hingga pitching day pada 25–30 Agustus di Banyuwangi Creative Hub. Para peserta mempresentasikan ide pengembangan usaha kepada mentor, sekaligus mencari peluang kolaborasi.
Seperti yang dilakukan Eka Fahmi, pemilik usaha bibit buah eksotis Saben Wetan. Ia memperkenalkan bibit buah naga Palora Equador yang dinilai lebih manis dan bernilai jual tinggi, mencapai Rp200–300 ribu per kilogram.
“Selain dapat ilmu, saya langsung mendapat mitra untuk berkolaborasi,” kata Eka.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan, program ini menjadi wadah tumbuh kembang bagi pemuda di berbagai bidang.
“Semua bidang kami fasilitasi dengan mentor berpengalaman. Harapannya, para peserta bisa scale up usaha dan membangun ekosistem ekonomi kreatif yang menopang perekonomian daerah,” ujar Bupati Ipuk.
Jagoan Banyuwangi terbagi ke dalam tiga kategori: Jagoan Tani (pertanian), Jagoan Digital (teknologi informasi), dan Jagoan Bisnis (kuliner, fashion, kriya, jasa).
Dengan beragam ide kreatif yang ditampilkan, program ini diharapkan mampu melahirkan wirausaha muda yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
(Red)