Banyuwangi – Jumlah pengguna kereta api tujuan Banyuwangi terus meningkat setiap tahun. Merespons tren tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember melakukan renovasi terhadap tiga stasiun di Banyuwangi, yakni Stasiun Ketapang, Stasiun Banyuwangi Kota, dan Stasiun Kalisetail, dengan mengusung desain bernuansa adat Osing yang merupakan ciri khas suku asli Banyuwangi.
Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, mengatakan peningkatan jumlah penumpang ke tiga stasiun tersebut terus terjadi, terutama menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru.
“Renovasi ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang sekaligus menghadirkan identitas lokal Banyuwangi melalui desain bernuansa Osing,” ujar Cahyo, Kamis (16/10/2025).
Data triwulan III tahun 2025 menunjukkan, Stasiun Jember masih menjadi yang tertinggi dalam jumlah penumpang di wilayah Daop 9. Namun posisi berikutnya ditempati oleh Stasiun Banyuwangi Kota, Ketapang, dan Kalisetail. Jika digabung, total penumpang dari tiga stasiun tersebut menempatkan Banyuwangi sebagai wilayah dengan pertumbuhan pengguna kereta api tertinggi di Daop 9 Jember.
Renovasi terbesar dilakukan di Stasiun Ketapang yang meliputi area hall utama, ruang boarding, dan jogging track di sisi utara stasiun. Pekerjaan telah dimulai sejak Juli 2025 dan ditargetkan rampung pada Desember 2025 agar dapat beroperasi maksimal menjelang masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Sementara itu, renovasi di Stasiun Banyuwangi Kota difokuskan pada peninggian atap bangunan lama agar selaras dengan desain modern bangunan baru. Selain itu, KAI juga meninggikan peron dan memperbarui atap untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Target penyelesaian pekerjaan di stasiun ini adalah Maret 2026.
Di Stasiun Kalisetail, penataan dilakukan pada pintu masuk, gate parkir, dan area parkir. KAI juga menambah fasilitas musala serta area tenant untuk meningkatkan kenyamanan penumpang.
“Kami ingin masyarakat yang mengakses Stasiun Kalisetail merasa lebih nyaman. Apalagi jumlah penumpang terus meningkat dari sekitar 1.500 orang per hari pada 2024 menjadi 2.500 orang per hari di tahun 2025,” jelas Cahyo.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi langkah KAI yang menggabungkan unsur kearifan lokal dalam infrastruktur stasiun di wilayahnya.
“Konsep yang diusung KAI sejalan dengan visi Pemkab Banyuwangi yang menjadikan ruang publik tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai budaya dan historis. Stasiun bisa menjadi ruang interaksi sosial bagi masyarakat, bukan sekadar tempat naik turun penumpang,” ujar Ipuk.
(Red)
 
			















