Banyuwangi – Program ketahanan pangan yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto mulai dirasakan manfaatnya oleh para petani di Kabupaten Banyuwangi. Program tersebut tidak hanya memastikan ketersediaan pupuk, tetapi juga mendorong peningkatan produksi pertanian di daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Hal itu terungkap saat Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berdialog dengan para petani dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di persawahan Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Rabu (24/9/2025).
Para petani menyampaikan rasa syukur karena pupuk kini mudah diperoleh dan harga gabah kering panen terjaga tinggi, bahkan melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram.
“Alhamdulillah, sekarang pupuk lancar dan harga gabah juga bagus. Hari ini harganya sekitar Rp 7.300 per kilogram,” ungkap Buniman, perwakilan Gapoktan Desa Mangir.
Dengan luas lahan mencapai 400 hektare, Desa Mangir memiliki potensi panen sekitar 2.400 ton gabah, dengan produktivitas rata-rata 6 ton per hektare.
Sementara itu, Effendi, petani dari Desa Gladag, menyampaikan terima kasih atas bantuan drone pertanian untuk penyemprotan hama. “Kalau dulu butuh setengah hari untuk penyemprotan, sekarang cukup 20 menit,” ujarnya.
Selain itu, petani juga menerima bantuan combine harvester yang membuat proses panen lebih cepat, efisien, dan meningkatkan nilai ekonomi hasil panen.
Bupati Ipuk mengapresiasi program pemerintah pusat yang berdampak langsung pada petani. “Kami bersyukur produksi pertanian di Banyuwangi terus terjaga, bahkan meningkat. Ini berkat dukungan pemerintah pusat, provinsi, dan tentu kerja keras para petani,” jelas Ipuk.
Banyuwangi saat ini tercatat sebagai salah satu penyumbang beras terbesar di Jawa Timur dengan kondisi surplus. Selain padi, produksi hortikultura seperti buah naga dan jambu juga meningkat.
Ipuk menegaskan komitmen Pemkab Banyuwangi untuk terus memperkuat sektor pertanian melalui penyediaan alat pertanian modern, penguatan irigasi, distribusi pupuk dan benih unggul, hingga hilirisasi dan diversifikasi hasil pertanian.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menambahkan meski sempat terkendala hama, hasil panen petani tetap melimpah berkat faktor cuaca yang mendukung. “Secara keseluruhan produksi beras Banyuwangi masih surplus,” ujarnya.
Tercatat, sepanjang Januari–Mei 2025 produksi beras mencapai 228 ribu ton, sementara kebutuhan masyarakat hanya 68 ribu ton. Dengan demikian, Banyuwangi surplus lebih dari 159 ribu ton beras.
(Red)